CERPEN


Nama : Intishar Linur Ridwan
Prodi : Ilmu hukum
Mata Kuliah : Kreatifitas
Dosen : Serepina Tiur Maida, S.Sos., M.Pd.
Universitas Mpu Tantular

Kreatif_S.PG_2


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Menulis adalah suatu kegiatan menuangkan ide atau pemikiran yang berbentuk pesan ke dalam media tulis. Menulis praktis menurut KBBI adalah menulis mudah atau senang melakukannya dengan menentukan objek dan langsung menuangkan ide. Menulis juga  banyak ragamnya. Cerpen menurut KBBI adalah karangan pendek yang berbentuk prosa. Dalam cerpen diceritakan sepenggal kehidupan tokoh yang penuh pertikaian, peristiwa yang mengharukan, atau menyenangkan dan mengandung pesan yang tak mudah dilupakan. Kisah yang diungkapkan dalam cerpen bisa bertolak pada realita atau rekaan yang dibungkus oleh imajinasi, atau juga kisah imajinasi yang dihubungkan dengan realita. Dengan itu dapat dipahami oleh pembaca dan memperoleh hiburan batin atau  pengalaman batin dalam menikmati nilai sastra yang terdapat di dalamnya. Sedangkan suatu cerita dapat diperoleh melalui sesuatu yang dipikirkan, yang disaksikan atau yang dialami oleh pengarang sendiri dan kemudian direka-reka menjadi suatu karya yang bernilai.
Sebagai generasi masa depan, kita sebagai generasi muda haruslah giat melakukan kegiatan menulis. Supaya kegiatan menulis tidak hilang dimakan zaman yang semakin modern ini yang penuh dengan ilmu-ilmu baru, yang bisa mengecoh anak-anak bangsa terhadap masa depan bangsanya. Selain dari itu kita juga ikut mengembangkan dan melestarikan budaya menulis agar tetap ada dan bisa menuangkan segala ide dan pemikiran dalam sebuah media tulis.

1.2 Rumusan Masalah
Setiap melakukan suatu kajian atau penelitian, haruslah membuat perumusan masalah, supaya tidak terjadi kerancuan dan penyimpangan pada pembahasan yang akan dilakuakan. Pada luasnya masalah, penulis membatasi masalah yang akan dikaji, agar lebih mudah dipahami dan cakupannya lebih jelas. Dalam hal ini penulis merumuskan masalah adalah guna untuk mengetahui hal-hal apa saja yang akan dibahas dalam isi atau pembahasan makalah.
Oleh karena itu, rumusan masalah yang dibuat penulis adalah sebagai berikut:
a.       Apa yang dimaksud dengan cerpen?
b.      Apa ciri-ciri cerpen?
c.       Unsur-unsur yang ada dalam cerpen?
d.      Apa tujuan menulis cerpen?
e.       Apa manfaat menulis cerpen?
f.       Pembagian Cerpen?
g.      Cara atau langkah-langkah menulis cerpen?
BAB II
PEMBAHASAN

a.     Pengertian Cerpen



Menurut Suroto (1989:18), cerpen ialah suatu karangan prosa yang berisi cerita sebuah peristiwa kehidupan manusia pelaku/tokoh dalam cerita tersebut. Dalam karangan tersebut dapat pula peristiwa lain tetapi peristiwa tersebut tidak dikembangkan sehingga kehadirannya hanya sekedar sebagai pendukung peristiwa pokok agar cerita tampak wajar. Ini berarti cerita hanya dikonsentrasikan pada satu peristiwa yang menjadi pokok cerita. Dari pendapat Suroto di atas, penulis dapat memberi ulasan mengenai pendapatnya tersebut, bahwa cerpen adalah karangan prosa yang berisi sebuah cerita kehidupan manusia, dan manusia itulah yang menjadi pelaku atau tokohnya. Dalam cerpen, terdapat satu peristiwa saja. Namun biasanya ada peristiwa lain yang akan menjadi pendukung dari peristiwa  pokoknya, sehingga peristiwa-peristiwa lain tersebut tidak dikembangkan atau diceritakan secara mendalam. Jadi, hanya satu peristiwa yang penjadi pokok suatu cerita.

Beberapa pendapat antara lain:
·         Menurut Kosasi, dkk (2004:431), cerpen adalah karangan yang berbentuk prosa. Dalam cerpen diceritakan sepenggal kehidupan tokoh yang penuh pertikaian, peristiwa yang mengharukan, atau menyenangkan dan mengandung kesan yang tidak mudah dilupakan. Dari pendapat Kosasi di atas, tidak jauh berbeda dengan pengertian cerpen menurut ahli di bawah ini.
·          Menurut Susanto dalam Tarigan (1984 : 176), cerita pendek adalah cerita yang  panjangnya sekitar 5000 kata atau kira-kira 17 halaman kuarto spasi rangkap yang terpusat dan lengkap pada dirinya sendiri. Dari pendapat di atas, penulis dapat menjelaskan bahwa cerpen adalah sebuah cerita yang panjangnya memiliki lima ribu kata dan kira-kira 17 halaman dalam menceritakan kisah tersebut, dengan menggunakan kertas kuarto berspasi rangkap. Dapat kita lihat pengertian cerpen di bawah ini sebagai pengetahuan mengenai cerpen.
·         Sementara itu, Sumardjo dan Saini (1997 : 37) mengatakan bahwa cerita pendek adalah cerita atau parasi (bukan analisis argumentatif) yang fiktif (tidak benar-benar terjadi tetapi dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, serta relatif pendek).


b.    Ciri-Ciri Cerpen

Menurut Surana (2001:45), ciri-ciri cerpen ialah sebagai berikut:
1. Pada umumnya cerita itu pendek.
2. Yang ditampilkan dalam cerpen hanya hal-hal yang penting benar dan berarti.
3. Isinya singkat lagi padat.
4. Menggambarkan tokoh cerita menghadapi suatu pertikaian (konflik) dan untuk menyelesaikannya.
 5. Sanggup meninggalkan suatu kesan dalam hati pembaca.

 Dari ciri-ciri yang sebutkan oleh Surana di atas, penulis dapat mengulas pendapatnya mengenai ciri-ciri cerpen bahwa cerpen pada umumnya memiliki cerita yang pendek yaitu cerita yang tidak bertele-tele atau cerita yang terlalu banyak penjabaran yang tidak penting untuk dituliskan. Cerpen menampilkan hal-hal yag sangat penting dan ada artinya, tidak terbuat dari kalimat-kalimat yang tidak menimbulkan kesan pada pembaca. Isi dari cerpen  pun singkat dan paadat. Dalam cerpen hanya menggambarkan tokoh cerita yang menghaadapi  peristiwa pertikaian dan di sanalah tokoh berusaha menyelesaikan pertikaiannya. Cerpen juga mampu meninggalkan kesan yang mendalam pada hati pembacanya.

Ciri-ciri cerpen menurut Lubis (dalam Tarigan, 1985:177), diantaranya adalah sebagai  berikut:
1. Cerita pendek harus berisi interpretasip pengarang tentang konsepsinya mengenai kehidupan baik secara langsung maupun tidak langsung.
2. Dalam sebuah cerpen, seorang insiden harus menguasai jalan cerita.
3. Cerpen harus memiliki seorang yang harus menjadi pelaku atau tokoh utama.
4. Cerpen harus mempunyai satu efek atauu kesan yang menarik
 Dari pendapat Lubis di atas, tidak terdapat perbedaan yang mendalam terhadap  pendapat Suroto. Dengan hal ini penulis dapat mengulas pendapat Lubis mengenai ciri-ciri cerpen bahwa dalam sebuah cerpen harus berisi interpretasi tentang konsepsinya mengenai kehidupan cecara langsung atau tidak langsung. Di sini pengarang dapat menuliskan  pengalamannya menjadi sebuag cerpen, baik yang pernah ia lihat, yang ia alami, dan yang ia angankan atau khayalkan. Dalam sebuah cerpen pengarang juga harus menguasai jalan cerita. Karena jika tidak, maka karya yang ia ciptakan kuranglah baik dan tidak tersusun sesuai dengan alurnya. Cerpen juga harus memiliki tokoh untuk pelaku utamanya, yang akan menjadi orang akan selalu diceritakan dalam cerita, serta cerpen harus memiliki kesan pada  pembacanya. Hampir sama dengan pendapat ahli di atas, dapat dibandingkan mengenai ciri-ciri cerpen di bawah ini.

 Menurut pendapat Sumarjo dan Saini (1997 : 36) ciri-ciri cerpen adalah sebagai  berikut.:
1.      Ceritanya pendek.
2.       Bersifat rekaan (fiction).
3.      Bersifat naratif.
4.      Memiliki kesan tunggal.
 Dari pendapat ahli di atas, dijelaskan bahwa siri-ciri cerita pendek ialah memiliki cerita yang pendek, memiliki sifat rekaan atau tidak benar-benar ada, memiliki sifat naratif dan memiliki kesan yang tunggal. Tidak jauh berbeda dengan pendapat ahli di bawah ini. Hanya saja menurut Morris lebih di paparkan.
Menurut Morris dalam Tarigan (1985 : 177), ciri-ciri cerita pendek adalah sebagai  berikut:
1.      Ciri-ciri utama cerita pendek adalah singkat, padu, dan intensif (brevity, unity, and intensity).
2.      Unsur-unsur cerita pendeknya adalah adegan, toko, dan gerak (scena, character, and action).
3.      Bahasa cerita pendek harus tajam, sugestif, dan menarik perhatian (incicive, suggestive, and alert).
Dari ciri-ciri cerpen menurut Morris di atas, penulis dapat mengulas mengenai ciri-ciri cerpen yaitu, pada cerpen memiliki cerita yang singkat, padu atau berkesinambungan, dan intensif atau secara terus-menerus.

c.      Unsur-unsur dalam Cerpen
 Cerita fiksi seperti cerpen dan novel dapat kita analisis dengan dua segi, yaitu unsur yang meleklat paada tubuh karya sastra itu sendiri (unsur intrinsik) dan unsur yang ada di luar tubuh sastra itu sendiri (unsur ekstrinsik). Unsur insur intrinsik sebuah cerita fiksi mencakup tema, latar, cara bercerita, alur,  penokohan, suasana, dan gaya bahasa. Sedangkan unsur ekstrinsik yaitu nilai-nilai yang terdapat dalam cerita itu sendiri.
·Unsur intrinsik cerpen
§  Tema
Adalah permasalahan sebuah cerita yang terus menerus dibicarakan sepanjang cerita. Seorang pengarang tidak menyebutkan apa yang menjadi tema dalam cerita, tapi hal itu dapat kita ketahui setelah membaca cerita itu secara keseluruan. Dengaan kata lain, tema sebuah cerita biasanya merupakan sesuatu yang tersirat bukan tersurat, yaitu tema dalam cerpen tidak dituliskan namun hanya tersirat oleh pengarang dan kemusia dipahami oleh pembaca setelah membaca cerita tersebut. Menurut Sumardjo dan Saini K.M (1991:57), dalam cerpen yang berhasil, tema justru tersamar dalam seluruh elemen. Pengarang memakai dialog para tokohnya, jalan pikirannya,  perasaan, kejadian, setting cerita utnuk mempertegas atau menyamarkan isi temanya. Pengarang biasanya menyatakan tema secara senbunyi-sembunyi dalam suatu potongan dialogtokohnya atau dalam suatu adegan cerita. Dari pernyatan ahli di atas, penulis dapat mengulas pendapat tersebut bahwa, tema dalam cerpen sengaja untuk disamarkan. Pengarang dapat menjelaskan tema hanya melalui dialog tokohnya, jalan pikirannya, perasaan, kejadian, setting cerita untuk mempertegas atau menyamarkan isi temanya. Jadi, dari beberapa pendapat mengenai tema penulis dapat membuat kesimpulan mengenai tema, yaitu tema merupakan suatu yang menjadi ide pokok dalam suatu cerita.  Namun, tema tidak dituliskan secara jelas dan terang-terangan, melainkan tema hanya bisa diketahui setelah pembaca membaca keseluruhan isi ceritanya.


§  Latar/setting
Latar atau setting adalah tempat dan waktu serta keadaan yang menimbulkan suatu  peristiwa dalam sebuah cerita. Sebuah cerita itu harus jelas di mana berlangsungnya dan kapan peristiwa itu terjadi. Guna untuk memperjelas jalan cerita.
 1. Latar Tempat. Latar tempat merujuk pada lokasi terjadinya peristiwa. Unsur tempat yang dipergunakan mungkin berupa tempat-tempat dengan nama tertentu.
2. Latar Waktu. Latar waktu berhubungan dengan "kapan" terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan.
3. Latar suasana. Latar suasana adalah salah satu unsur intrinsik yang berkaitan dengan keadaan psikologis yang timbul dengan sendirinya bersamaan dengan jalan cerita. Suatu cerita menjadi menarik karena berlangsung dalam suasana tertentu.
Dari pernyataan di atas, penulis dapat mengulas, bahwa latar atau setting meupakan tempat dan waktu serta keadaan yang ada dalam sebuah cerita. Dengan adanya latar atau setting akan mempermudah pembaca memahami cerita tersebut.
Sedangkan latar atau setting menurut pendapat ahli lain adalah sebagai berikut. Saat membicarakan latar, perlu diketahui bahwa latar dapat dibedakan atas dua bagian, latar sosial dan latar fisik. Latar sosial dapat dinyatakan meliputi penggambaran, cara hidup,  bahsa, dll yang melatari peristiwa-peristiwa tersebut.dan latar fisik merupakan ltempat di dalam wujud fisiknya, sperti bangunan daerah dan sebagainya (Hudson dalam Sudjiman, 1991:44).     Dari pendapat di atas dapat diulas, bahwa latar hanya dibedakan menjadi dua macam yaitu latar sosial dan latar fisik. Dalam di dalam kedua latar tersebut terbagi lagi menjadi beberapa latar. Diantaranya meliputi penggambaran, cara hidup, dll

§  Alur atau plot
 Alur atau plot adalah susunan peristiwa-peristiwa yang telah membentuk sebuah cerita. Alur cerita sangatlah penting bagi sebuah cerpen dan merupakan sebuah kerangka karangan. Secara sederhana plot terdiri atas tiga tahap yaitu thap perkenalan, tahap pertikaian dan tahap penyelesaian.
Menurut O. Setiawan Djuharie dan Suherli (2005:64), alur yang terdapaat dalam cerpen atau fiksi ialah sebagai berikut:
 · Alur maju adalah jalan cerita yang mengungkapkan peristiwa dari awal hungga akhir secara berurutan
 · Alur mundur adalah jalan cerita dari bagian akhir peristiwa kebagian awalnya.
· Alur keras adalah jalan cerita pada akhir dari akhir bagian peristiwa mengejutkan  pembacanya atau melenceng dari tebakan pembaca.
 · Alur lembut adalah alur cerita yang pada begian akhirnya mengecoh pembaca secara  perlahan. · Alut terbuka Alur terbuka adalah jalan cerita yang menuntut pembaca ultnuk memngembangkan atau meneruskan cerita berikutnya.
· Alur tertutup adalah jalan cerita yang tidak menuntut pembaca untuk tidak melanjutkan dalam cerita yang dikisahkan oleh pengarang.


Komentar

Postingan Populer